Selasa, 21 Mei 2019

10 Contoh Cara Menjawab Soal Jebakan Wawancara Kerja

Ketika hendak memasuki dunia kerja, pelamar pasti akan melalui berbagai macam seleksi. Mulai dari seleksi administrasi, seleksi tertulis yang kadang terdiri dari beberapa tahap, seleksi wawancara, tes psikologi hingga seleksi kesehatan.

Diantara sekian banyak seleksi yang harus dijalani, seleksi wawancara nampaknya menjadi hal paling menakutkan bagi peserta seleksi. Karena, dalam seleksi wawancara kerja, pelamar akan langsung bertatap muka dengan atasan.

Dimana ketika seleksi wawancara ini berlangsung, yang akan diperhatikan oleh pihak perusahaan bukan sekedar jawaban yang anda berikan namun juga bahasa tubuh serta penampilan saat wawancara anda akan dinilai.  Dari setelan baju, gestur, sampai gaya bicara.

Dalam seleksi wawancara kerja, biasanya juga akan menjumpai beberapa soal jebakan yang bisa membuat anda terlihat begitu ceroboh ketika tak dapat menjawabnya dengan tepat.

Untuk itulah, bagi yang akan menghadapi seleksi wawancara kerja, ada baiknya anda tahu sebenarnya seperti apa contoh soal jebakan dan cara menjawab soal jebakan saat wawancara kerja.

Berikut ini beberapa contoh dan cara menjawab soal jebakan saat interview kerja.

1. Soal : Bagaimana anda mendeskripsikan diri anda dalam 3 kata saja

Ketika mendapat soal semacam ini, cara menjawab soal jebakan saat wawancara kerja yang tepat adalah dengan mendreskipsikan 3 kata yang menggambarkan diri and dalam 3 segi.

Baca juga: 5 Pertanyaan yang Membuat HRD Terkesan Saat Wawancara Kerja

Yang pertama, pilih kata yang berhubungan erat dengan pekerjaan yang ingin anda dapatkan, semisal ketika anda melamar dalam sebuah perusahaan percetakan buku maka kata yang bisa anda pilih seperti kreatif.

Kemudian untuk kata yang kedua, anda bisa menonjolkan kelebihan anda dalam hal lain seperti cerdas. Dan kata yang terakhir tunjukkan sisi positif anda dalam kehidupan bersosialisasi seperti jujur.

Beberapa contoh kata tersebut telah mampu menggambarkan diri anda secara keseluruhan. Dan yang perlu anda ingat, pastikan anda tak menjawab soal ini hanya dengan 3 kata yang masih dalam 1 segi atau bahkan memiliki makna yang hampir sama.

2. Soal : Apa yang anda ketahui tentang perusahaan ini?

Soal kedua yang sering kali membuat para pelamar terlihat gugup adalah ketika ditanya terkait perusahaan tersebut. Sering kali orang membuat jawaban fatal dengan cara membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lain.

Justru cara menjawab soal jebakan saat wawancara kerja semacam ini, anda hanya perlu menjelaskan keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan terkait tanpa perlu membandingkan dengan perusahaan lain. Jawaban yang seperti inilah yang akan membuat anda terlihat lebih fokus dan memiliki keinginan tinggi agar dapat masuk dalam perusahaan tersebut.

3. Soal : Mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini, apa alasannya? 

Masih terkait dengan pertanyaan sebelumnya, di mana cara menjawab soal jebakan saat wawancara kerja yang paling tepat adalah dengan menjabarkan alasan anda secara jujur tanpa merendahkan perusahaan lain yang tak ingin anda kunjungi.

Dalam hal ini, yang perlu anda tekankan adalah bagaimana cara anda mampu menyampaikan alasan positif yang tak hanya akan memberikan dampak baik pada diri anda. Namun juga mampu memberikan dampak baik bagi perusahaan.

Semisal dengan menjawab bahwa perusahaan tersebut memberikan anda kesempatan untuk lebih mengembangkan skill anda dengan baik. Dengan begitu, otomatis tak hanya skill anda yang akan berkembang dengan baik namun juga akan memberikan dampak baik bagi perusahaan. Yaitu kemajuan karena skill pekerjanya yang juga meningkat.

4. Soal : Hal atau prestasi apa yang paling membanggakan dalam karir anda? 

Ketika pihak pewawancara memberikan pertanyaan ini, biasanya mereka akan mencari tahu bagaimana karir anda sebelum masuk dalam perusahaan tersebut. Dan cara menjawab soal jebakan saat wawancara kerja yang tepat dalam menjawab pertanyaan ini, justru bukan dengan memberikan semua penjelasan terkait prestasi atau proyek yang berhasil anda kerjakan. Lebih fokuslah pada proyek yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang Dilamar ini.

Semisal melamar di perusahaan dagang, maka jelaskan saja beberapa proyek marketing yang berhasil ditangani dengan baik. Dan untuk proyek lain yang tak berhubungan dengan pekerjaan ini, baiknya tak begitu ditekankan.


5. Soal : Bagaimana pemikiran anda terkait dengan pekerjaan ini?

Dari gaya bahasanya saja mungkin sudah bisa menebak jika ini merupakan soal jebakan yang akan sangat membahayakan. Bagaimana tidak, ketika mendapat pertanyaan seperti ini, biasanya anda harus menjelaskan opini yang terkadang berbeda dengan pihak pewawancara.

Namun tak perlu panik, cara menjawab soal jebakan saat wawancara kerja yang tepat untuk pertanyaan ini adalah hanya dengan memberikan jawaban jujur yang tegas. Pastikan memiliki minat atau kesenangan dalam menjalani pekerjaan tersebut terlebih dahulu, dengan begitu jawaban yang akan muncul terkait pertanyaan kelima ini bisa terangkai dengan mudahnya.

Selain itu, harus juga mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara kerja dari posisi yang dilamar. Dengan begitu, bisa diberikan jawaban yang sinkron antara jawaban kerja dengan pekerjaan yang akan dilakukan di posisi tersebut.

6. Soal : Berapa waktu yang anda butuhkan untuk memberikan kontribusi terbaik bagi kami?

Ketika mendapat soal jebakan yang satu ini, sering kali calon pekerja akan memberikan jawaban waktu yang sangat singkat. Padahal, ketika diberikan jawaban tersebut, pihak perusahaan tidak semudah itu mempercayainya.

Bagaimana tidak, dalam waktu yang begitu dekat biasanya seseorang akan beradaptasi terlebih dahulu. Baru kemudian penyesuaian diri dan pengoptimalan diri dalam menjalani pekerjaan tersebut.

Baca juga: Tips Cepat Diterima Kerja Hanya dengan 1 Kali Wawancara

Untuk itulah, cara menjawab soal jebakan saat wawancara kerja yaitu dengan memberikan jawaban waktu yang realistis saja. Semisal ketika bekerja dalam posisi marketing, mungkin jawaban yang akan sesuai yaitu berkisar 3 bulan lebih.

7. Soal : Setelah membaca CV anda, kami merasa anda terlalu berpengalaman dalam posisi ini, Bagaimana pendapat anda?

Selain memberikan pertanyaan yang akan menguras tentang bagaimana diri anda dan minta anda, sering kali pihak pewawancara juga memberikan soal jebakan yang berupa pujian.

Nah dalam hal ini, kunci utama anda tak boleh sombong. Pastikan diri tetap tenang dan memiliki sikap rendah hati serta semangat demi mendapatkan pekerjaan tersebut. Jawaban yang mampu menunjukkan minat dan semangat ini bisa ditunjukkan dengan jawaban bahwa anda memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri dan memberikan yang terbaik pada perusahaan yang baru ni. 

Cara menjawab soal jebakan saat wawancara kerja ini juga akan memberikan kesan tenang pada diri anda. Juga kesan mau bekerja keras demi mendapatkan hasil yang lebih baik dari pengalaman di perusahaan sebelumnya.

8. Soal : Bos seperti apa yang menurut anda buruk dan baik untuk bekerja sama?

Mungkin ini akan menjadi satu soal tersulit yang akan dijawab. Tapi jika mengetahui cara menjawab soal jebakan saat wawancara kerja, sebenarnya soal jebakan ini sangat mudah di jawab.

Anda hanya perlu menjawab “saya mampu bekerja sama dengan siapa saja, karakter tak akan menjadi masalah asalkan mampu berkomunikasi dengan baik dan merencanakan segala sesuatu bersama dengan baik maka tidak akan ada bos yang butuk”.

Contoh jawaban seperti itulah yang akan menunjukkan bahwa diri tak pernah mempermasalahkan karakter seseorang, hanya bagaimana anda dan pihak atasan sama-sama memiliki keinginan untuk dapat bekerja sama dengan baik demi hasil yang maksimal.

9. Soal : Mengapa anda berhenti dari pekerjaan sebelumnya

Jika pertanyaan jebakan sebelumnya menuntut anda untuk lebih jujur dan terbuka, namun lain untuk pertanyaan jebakan yang satu ini. Dimana anda tak harus memberi tahu alasan pribadi mengapa anda berhenti dari pekerjaan sebelumnya.

Baca juga: Tips Agar Tak Terjebak Saat Ditanya Soal Kekurangan Diri di Wawancara Kerja

Justru cara menjawab soal jebakan saat wawancara kerja yang tepat untuk pertanyaan ini adalah penekanan pada motivasi anda ingin melamar di perusahaan ini. Tunjukkan bahwa anda ingin mendapatkan posisi yang lebih sesuai dengan kemampuan anda di perusahaan ini. Sebab untuk wawancara kerja, penjabaran alasan pribadi untuk pertanyaan semacam ini akan membuat anda terlihat tidak profesional dalam bekerja.

10. Soal : Jika boleh memilih perusahaan manapun, dimana anda ingin bekerja?

Pertanyaan jebakan terakhir yang sering kali diberikan oleh para pewawancara adalah pertanyaan tentang keinginan anda. Nah untuk menjawab pertanyaan yang satu ini. Akan lebih baik jika menyebutkan perusahaan tempat anda bekerja sebagai perusahaan pilihan anda.

Seperti jawaban “sebenarnya, ketika saya melihat target perusahaan yang inginkan, perusahaan ini telah menjadi pilihan saya. Sebab disini saya melihat banyak hal yang sudah berhasil dikembangkan oleh perusahaan ini, dan saya ingin menjadi bagian dari perkembangan atau proyek yang dikerjakan perusahaan ini”.

Jawaban semacam ini tentu akan membuat pihak perusahaan lebih mempertimbangkan anda sebagai karyawanya. Hindari menyebutkan nama perusahaan lain jika anda tidak ingin pihak perusahaan yang anda inginkan justru meragukan anda sebagai karyawannya.

Itulah beberapa contoh soal jebakan dan cara menjawab soal jebakan saat wawancara kerja yang tepat. Yang terpenting, ketika anda menghadapi jenis-jenis pertanyaan seperti di atas, buat diri anda tetap tenang dan tak terlihat tergesa-gesa.

Sebab ketika anda terlihat tenang itu pun akan menjadi nilai tambahan bagi anda. Dengan kesan anda pun mampu menghadapi segala permasalahan dalam bekerja dengan tenang. Selain itu, anda juga perlu tegas dalam memberikan jawaban. Pastikan anda tidak terlihat plin plan atau bingung. Ketika anda sudah memulai menjawab pertanyaan, sebaiknya fokus pada satu tujuan jawaban anda. Hindari pikiran yang dapat membuat diri anda sendiri ragu dengan jawaban yang anda berikan.

Kemudian, anda pun harus memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan. Jangan sampai anda tidak focus dan menjawab dengan pernyataan yang tidak nyambung soal yang diberikan.Karena tahukah anda, dari jawaban-jawaban yang anda berikan pihak pewawancara pun dapat menilai bagaimana kinerja anda nantinya. Baik dari segi skill yang anda miliki, semangat kerja yang anda miliki, kemampuan bekerja sama hingga motivasi dan keinginan anda untuk membuat kemajuan dalam perusahaan tersebut.

Baca juga: Agar Lolos Wawancara Kerja, Jangan Lakukan 4 Hal Ini

Itulah beberapa tips yang bisa anda coba untuk menghadapi seleksi wawancara kerja. Ingat, sebelum membuat surat lamaran pekerjaan dan  melamar pekerjaan usahakan anda selalu memilih perusahaan dan posisi pekerjaan yang sesuai dengan skill dan latar belakang pendidikan anda. Dengan begitu, pihak perusahaan pun akan lebih mudah tertarik pada anda.

Tris Susanti Dewi
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Senin, 20 Mei 2019

Perhatikan 7 Hal Ini untuk Menjaga Motivasi Kerja Karyawan

Bekerja dalam satu perusahaan bersama banyak tenaga kerja pada era serba modern ini memiliki banyak tantangan. Salah satunya adalah lupa untuk memanusiakan manusia karena terbiasa bekerja dengan mesin dan sistem. Bekerja dengan sesama manusia berarti Anda perlu mengingat bahwa manusia harus memiliki dorongan agar mampu bekerja lebih keras. Sebagai pemimpin atau seorang HRD, motivasi kerja karyawan harus selalu Anda jaga dalam keadaan baik agar karyawan juga bisa bekerja dengan maksimal.
Efek motivasi kerja karyawan yang baik akan memberikan peningkatan kualitas kerja serta pada akhirnya membuat target perusahaan lebih mudah terpenuhi. Munculnya iklim kerja yang mendukung, merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan. Untuk menjaga dan memberikan motivasi kerja pada karyawan, beberapa cara ini bisa Anda lakukan.

Ingin Sukses dalam Karir? Asah Kecerdasan Emosional Anda

Pemberian Insentif

Cara ini merupakan cara klasik yang masih ampuh digunakan. Tawarkan insentif bagi karyawan yang memiliki kinerja baik dan menunjukkan peningkatan hasil kerja. Dengan memberikan insentif semacam ini, motivasi kerja karyawan akan terjaga serta dapat memancing karyawan lain melakukan hal serupa demi mendapat insentif pula. Insentif ini beragam bisa berupa tambahan gaji, promosi, tiket liburan, atau barang-barang lain.

Tunjukkan Kepercayaan pada Karyawan

Dengan menunjukkan kepercayaan pada karyawan, maka Anda telah melakukan upaya untuk menaikkan motivasi kerja karyawan Anda. Pemberian kepercayaan ini akan membawa kesan bahwa Anda membutuhkan karyawan sehingga karyawan akan merasa memiliki tanggung jawab yang harus diemban. Berikan project potensial dengan target yang jelas agar mereka tetap memiliki arah yang jelas dalam bekerja. Jangan ragu untuk turun makan bersama ketika makan siang, hal ini bisa memberikan kesan bahwa Anda orang yang tidak sombong.

Baca juga: Bagaimana Agar Karir Cepat Menanjak?

Uraikan Target Besar Menjadi Target Lebih Kecil

Daripada menyampaikan bahwa perusahaan memiliki target yang besar dalam jangka waktu satu tahun, lebih baik Anda sampaikan bahwa perusahaan memiliki target-target kecil jangka pendek. Target kecil jangka pendek ini merupakan langkah yang dilakukan untuk mencapai target besar tersebut. Secara psikologis, karyawan akan lebih nyaman menerima target kecil ini karena kemudian akan lebih sering muncul kalimat ‘pekerjaan selesai’ dan itu bisa memberikan kepuasan bagi karyawan.

Berikan Tujuan Jelas pada Karyawan

Menjelaskan tujuan besar dari perusahaan pada karyawan penting untuk dilakukan. Hal ini akan memberikan gambaran umum pada karyawan tentang apa yang ingin dicapai. Kemudian berikan target lebih jelas lagi pada setiap karyawan dan bagian dalam perusahaan sehinga setiap tim bisa bekerja pada tugasnya masing-masing dengan performa maksimal. Tekankan bahwa kontribusi setiap tim sangat berharga untuk mencapai tujuan utama dari perusahaan ini.

Sebarkan Energi Positif

Datanglah ke kantor dengan tenaga dan energi positif yang meluap-luap, biarkan karyawan tahu bahwa Anda selalu dalam kondisi senang dan tidak keberatan membantu kesulitan karyawan. Banyak tersenyum dan ajak bercanda beberapa orang supaya iklim kantor Anda terasa hangat dan menyenangkan. Dengan mood yang hangat, maka karyawan juga akan bekerja lebih ringan dan fokus yang lebih baik. Bekerja dengan keras, namun jangan lupa juga untuk play hard. Kunci kinerja yang baik adalah energi positif yang dimiliki oleh semua orang.

Transparan

Tidak menyembunyikan hal yang terjadi dalam perusahaan bisa jadi langkah yang baik untuk menjaga motivasi kerja karyawan. Dengan menunjukkan keterbukaan pada karyawan mengenai hal-hal yang terjadi, maka karyawan akan merasa bahwa mereka juga penting dan memiliki signifikansi dalam perusahaan Anda. Terbuka mengenai hal-hal penting di perusahaan akan menimbulkan efek rasa dipercaya sehingga membuat karyawan Anda semakin loyal.

Baca juga : Kenali Sikap yang Menghambat Karir Anda!

Keseimbangan Kerja dan Hidup

Motivasi kerja karyawan yang baik berasal dari karyawan yang memiliki cukup waktu bekerja dan cukup waktu untuk kehidupannya. Berikan porsi cuti yang sesuai untuk setiap karyawan dan biarkan mereka memiliki kendali atas waktu yang diberikan tersebut. Namun ingat, koordinasikan cuti yang akan diambil agar terhindar dari kantor yang kosong karena semua orang mengambil cuti pada waktu yang sama. Gunakan bantuan aplikasi dan layanan terbaik untuk mengatur jadwal ini.

Maderendika
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Minggu, 19 Mei 2019

Industri 4.0 'Ancam' Keberadaan 35% Profesi Penting

Revolusi industri 4.0 akan menjadi medan yang dihadapi generasi muda Indonesia. Peluang kerja di masa mendatang perlu disiasati dengan cermat.

Dalam rilis Indonesian Diaspora Network (IDN)-United kepada detikFinance, Jumat (5/4/2019) Profesor Herry Utomo dan Ida Wenefrida dari Lousiana State University membedah industri 4.0 di 5 universitas di Indonesia. Universitas itu adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Tunas Pembangunan (UTP) dan Universitas Mataram (Unram).
Kuliah umum yang diberikan mencakup tema riset dan paten, agrikultur 4.0, dan ekosistem kampus yang kompetitif. Universitas-universitas yang terlibat juga mendapatkan akses ke diaspora dunia yaitu IDN-United, Indonesian American Society of Academics (IASA), dan berbagai universitas di Amerika tempat para professor diaspora tersebut berkiprah.

Baca juga : Kenali Sikap yang Menghambat Karir Anda!

Herry Utomo dan Ida Wenefrida menyampaikan industri 4.0 telah memasuki berbagai sendi kehidupan. Efeknya akan semakin luas, mulai dari sektor pertanian, industri, jasa, informasi, maupun kehidupan sosial. Smart grit, self-driving car, atau sistem robotik adalah beberapa contoh proses otomatisasi dan bagaimana komputasi dan elemen fisik menjadi semakin membaur bersamaan dengan penggunaan kecerdasan buatan.

Dalam 3 tahun ke depan diperkirakan 35% dari pekerjaan yang penting saat ini tidak akan diperlukan lagi. Di negara-negara maju pada 2022 saja misalnya, diperkirakan akan kehilangan 73 juta pekerjaan.

Namun, akan muncul 133 juta profesi baru dengan syarat keahlian yang berbeda. Karenanya, tantangannya adalah bukan memerangi pengangguran, tapi bagaimana memenuhi permintaan tenaga kerja berspesifikasi baru secara cepat dan dalam jumlah yang besar.

"Lulusan perlu dibekali keterampilan sosial dan mindset yang siap untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini," kata Ida Wenefrida.

Baca juga: Bagaimana Agar Karir Cepat Menanjak?



Industri 4.0 itu tidak datang begitu saja, tapi berfase-fase sesuai dengan pencapaian kapabilitas teknologi yang mendasarinya. Konsekuensinya, kebutuhan keahlian dan kontur lapangan pekerjaan akan berubah-ubah sesuai dengan fase-fase pertumbuhan yang cepat ini. Lulusan perguruan tinggi yang dihasilkan saat ini diperkirakan perlu 5-7 kali ganti keahlian selama karir profesinya. Sangat kontras dengan kondisi masa lalu dimana spesialiasi bersifat baku dan stabil. Di sinilah filosofi dan strategi pembelajaran perlu disesuaikan. 

"Kurikulum, materi ajar, dan cara pembelajaran perlu dikristalisasi untuk menumbuhkan iklim kreatif, imajinatif, dan problem solving dengan memberdayakan berbagai teknologi ajar terkini yang sudah demikian berkembang, serta memfasilitasi open-collaboration dalam ekosistem kampus yang terbuka dan global," kata Herry Utomo.

Peran network diaspora perlu difungsikan untuk mempercepat proses ini melalui pembimbingan langsung. Konsep dari Herry dan Ida juga menekankan perlunya perakitan unit-unit dasar bahan ajar yang dengan cepat bisa direkonfigurasi sesuai tuntutan dan dibangun dengan menggunakan kreatifitas murni maupun buatan (AI) sebagaimana yang direncanakan dalam program ini.

Kebijakan riset beserta institusi riset nasional yang ada saat ini masih terkesan tua, kaku, dan prosedural. Untuk itu, menurut Herry dan Ida, perlu diremajakan sepadan dengan perkembangan dan kebutuhan Industri 4.0.

Keduanya menambahkan tidak perlu ada keseragaman dalam mensikapi Industri 4.0. Setiap universitas wajib membangun keunggulan lokalnya sendiri. 

Baca juga : Ingin Sukses dalam Karir? Asah Kecerdasan Emosional Anda

Untuk itu, selain keberhasilan dalam menghasilkan produk intelektual (perangkat lunak, kecerdasan buatan, konsep, atau desain), keberhasilan dalam menghasilkan produk unggulan yang convensional seperti varitas, komoditas, mesin, atau produk industri dasar yang lain juga merupakan faktor penting yang akan membedakan apakah bangsa ini akan menjadi pemain dalam Industri 4.0 atau hanya sebatas pengguna saja.

Fitraya Ramadhanny -
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Sabtu, 18 Mei 2019

Simpel… Sukses Itu Cuma Butuh Keseimbangan Karir, Keluarga, dan Hiburan!

Kesuksesan tak dapat diukur dengan banyaknya penghasilan atau jabatan yang sudah dicapai. Menurut Louis Efron, penulis buku “How to Find a Job, Career and Life You Love”, sukses didapat dengan menciptakan kehidupan yang seimbang. Dilansir dari Forbes, Efron mengungkapkan bahwa cinta pada pekerjaan itu penting, tetapi menyeimbangkannya dengan pola hidup jauh lebih penting. Bagi Efron, tiga hal dasar yang perlu diperhatikan adalah efektivitas manajemen waktu, kesehatan tubuh, serta waktu berkualitas dengan keluarga, teman dan orang terkasih. Simpel sekali, ternyata. 

Nah, bila hal-hal tersebut sudah dapat dijalankan, maka Anda terbilang siap mengimbangi hidup Anda. Berikut caranya. 

Fokus Pada Hidup, Bukan Pekerjaan. 

Ubah perspektif untuk fokus pada kehidupan, sementara pekerjaan dijadikan untuk menunjang finansial dalam merealisasikan kehidupan impian Anda. Itu adalah prinsip, jangan dibalik. Mark Mahoney, President and Co-founder perusahaan software Jackrabbit mengaku begitu mencintai hidupnya. 

Namun, dia juga mendorong karyawannya agar melakukan hal yang sama. Hasilnya, tak hanya perusahaannya sukses dan menjadi besar, tapi juga hidupnya dan para karyawannya. Sejatinya, itulah yang kemudian disebut sukses tercipta karena harmoni antara bisnis, keluarga dan konsep me time. Dengan mencintai hidup, orang tak hanya akan bekerja, tapi juga memanfaatkan waktu untuk bermain di antara pekerjaannya. 




Mahoney selalu serius bekerja. Tapi, saat memanfaatkan waktu berlibur untuk menyenangkan diri bersama keluarga, ia akan menonaktifkan akses pekerjaan. Ia tidak akan membuka email untuk urusan kerja, tidak juga membuka komputer sebelum tidur, dan jadwal-jadwal rutin lainnya. Seluruh hidupnya hanya untuk berlibur, benar-benar berlibur! Anda butuh rehat sejenak dari pekerjaan yang menyita waktu.Tentu saja, Anda juga bisa mencontohnya. Anda butuh rehat sejenak dari pekerjaan yang menyita waktu. Bila benar-benar mencintai hidup, Anda dapat menemukan cara untuk memberi waktu pada diri Anda sendiri untuk merealisasikan impian. 

Melalui smartphone, misalnya. Anda tak perlu berpikir jauh. Permainan yang ada di dalam ponsel pun sebetulnya dapat dimanfaatkan untuk merehatkan pikiran sejenak saat istirahat tiba. 

Hargai Kemampuan Diri 

Saat bekerja, jangan lupa menghargai kemampuan diri. Membuang energi berlebihan bisa membuat diri merugi. Selain sakit dan stres, Anda tak dapat produktif dengan hal-hal penting lainnya.    Saat bekerja, jangan lupa menghargai kemampuan diri.   Tentu saja, bila Anda merasa teknologi mengubah segalanya, itu bisa jadi benar, tapi bisa juga tidak. Anda mungkin dapat melampaui batas dan kemampuan diri dengan bantuan teknologi. Dengan teknologi semuanya terlihat lebih mudah dan lebih cepat selesai. Tapi, kesehatan juga harus diprioritaskan. Anda harus memberi tubuh waktu istirahat yang cukup. Bekerjalah lebih cerdas, bukan lebih keras. Caranya, atur manajemen waktu dan berani katakan tidak saat pekerjaan melebihi kemampuan diri. 

Cari Panutan 

Dulu, Efron menjadikan manajer di tempat bekerjanya sebagai panutan serta mempelajari cara menyeimbangkan karir, keluarga dan kesukaan pribadi. Manajer tersebut begitu mencintai hidupnya. Ia selalu bercerita tentang kehidupan keluarganya, aktivitas anak-anaknya dan melampiaskan kesenangannya untuk merekam apa yang anak-anaknya lakukan untuk dijadikan video. Hidupnya terlihat bahagia. Ia selalu tersenyum dan menjalani kehidupannya tanpa tekanan. 

Beri Waktu untuk Diri Sendiri 

Lakukan apa yang Anda suka sebagai waktu untuk menghibur diri setidaknya satu kali dalam sebulan. Berwisata, olah raga, membaca buku, mendengarkan musik atau hobi menyenangkan lainnya perlu Anda lakoni.   Lakukan apa yang Anda suka sebagai waktu untuk menghibur diri(Shutterstock)   Anda juga bisa mengajak keluarga atau sahabat terdekat. Jangan lupa abadikan momen ini dengan kamera. Yang terpenting, yakini bahwa ini bentuk apresiasi terhadap diri sendiri.

Penulis : Sri Noviyanti
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Jumat, 17 Mei 2019

3 Tanda Kita Terjebak dalam Karir yang Salah

Riset menunjukan mereka yang berada pada usia 20-an dan 30-an memiliki kepuasan kerja yang rendah. Tentunya hal ini berdampak negatif pada kesehatan mental saat menginjak usia 40 tahun ke atas. Menurut pelatih kesehatan bersertifikat dan co-founder Health Pelatih Institute, Stacey Morgenstern, peningkatan kepuasan kerja adalah hal yang penting. Kepuasan kerja bukan hanya berdampak pada karir karyawan, tapi juga kesehatan karyawan. Dilansir dari CNBC, berikut tiga tanda kita terjebak dalam karir yang salah. 

1. Merasa gaji kurang, terlalu banyak bekerja dan kurang dihargai 

Baca juga : 7 Tips Karir Tanpa Peduli Usia

Morgenstern mengatakan salah satu tanda utama kita berada di jalur karir yang salah adalah terus-menerus merasa terkuras, terlalu banyak bekerja sementara gaji tak sepadan. Walau banyak perusahaan menerapkan jam kerja tinggi dan kerja keras, ia mengatakan bahwa karir yang memuaskan tidak akan membuat kita takut masuk ke kantor. "Jika kita bersyukur untuk hari Jumat dan berdoa agar hari Minggu tidak segera berakhir, maka ini tanda karirmu tidak cocok," katanya. Terlepas dari apakah kita baru mulai atau sudah lebih dari 10 tahun bergelut dalam profesi saat ini, ia mengatakan tidak pernah terlambat melakukan perubahan. Mantan Chief Talent Officer Netflix, Patty McCord, menyetujui hal ini. Menurutnya, salah satu langkah pertama untuk keluar dari karir yang kurang tepat adalah berbicara dengan seseorang yang melakukan hal yang mungkin kita sukai. "Jika kita berpikir pekerjaan di tempat lain lebih menyenangkan, pergilah untuk mendapatkanya," ucapnya. Mencari pekerjaan yang kita sukai, kata Patty McCord, adalah hal yang wajar. Jadi, jangan segan untuk melakukannya. 

2. Merasa tidak tertantang 

Jika kita merasa tidak bersemangat, bosan, atau terjebak dalam rutinitas yang sama berulang kali, maka kemungkinan inilah saatnya untuk mengubah karir. "Saya pikir kepuasan datang ketika kita merasa belajar, melatih kreativitas dan upaya kita membuat dampak yang berarti," kata Morgenstern. Jika kita telah mencapai jalan buntu dan tidak ada ruang lagi bagi kita untuk tumbuh, Morgenstern menyarankan kita untuk mempertimbangkan langkah berikutnya. Namun, jika kita tak yakin tentang langkah apa yang akan kita ambil, Morgenstern menyarankan kita agar memikirkan hal-hal yang membawa kebahagiaan dalam diri di waktu luang. Selanjutnya, kita musti memikirkan bagaimana cara membawa kebahagiaan tersebut diterjemahkan dalam karir. "Perhatikan apa yang membuat kita tertarik dan terus ingin membicarakannya sepanjang waktu. Perhatikan bagaimana orang lain secara alami memujimu," tambahnya. 

3. Merasa terpanggil untuk sesuatu yang berbeda 



Berada dalam karir yang salah tidak selalu berarti karena bosan dengan pekerjaan atau kita buruk dalam hal itu. Terkadang, kita benar-benar baik dalam pekerjaan. Tapi, kita merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu yang berbeda. "Dua hal terjadi ketika kita berada di ambang ini. Menolak panggilan itu atau mengikutinya," kata Morgenstern. Ketika kita menolak panggilan tersebut, menurut Morgenstern, seringkali disebabkan oleh ketakutan akan hal yang tidak diketahui, takut menjadi terlalu tua, atau takut kekurangan finansial. "Ketakutan itu benar, dan cara melepaskan diri adalah menuliskan semua ketakutan yang dimiliki," katanya. 

Baca juga : 8 Rahasia untuk Mencapai Karir Yang Sukses

Setelah itu, kita mulai melihat kemungkinannya dan hal apa lagi yang mungkin terjadi. Daripada memikirkan hal negatif, Morgenstern menyarankan kita untuk memperbanyak berpikir soal kemungkinan hal-hal positif. Kemungkinan positif tersebut bisa berupa potensi mendapat gaji yang lebih tinggi, lebih banyak waktu istirahat, kepuasan yang lebih baik, dan keseimbangan hidup yang lebih terjaga. 

Morgenstern juga menyarankan agar kita menanyakan pada diri sendiri tentang kehidupan kita di lima tahun mendatang. 

Jika hidup atau karier kita saat ini berlanjut dan kita berada di tempat yang sama dalam lima tahun, apakah kita baik-baik saja? 

Apakah hal ini dapat membuat kita terus bersemangat atau malah menyesal?

Pertanyan-pertanyaan tersebut sangat penting untuk mengoreksi apakah karir yang telah kita jalani saat ini adalah hal yang tepat.

Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Kamis, 16 Mei 2019

Pilih Mana: Gaji Besar Atau Pekerjaan yang Memuaskan?

Mana yang lebih penting dan membahagiakan buat Anda? Gaji besar tapi pekerjaan kurang menyenangkan atau gaji pas-pasan tapi pekerjaan Anda begitu menantang dan mengasyikkan? Ya, perdebatan antara gaji besar atau kepuasan bekerja sepertinya tidak akan pernah berakhir. Padahal, Anda harus menentukan prioritas agar bisa mengambil keputusan penting seputar karier. 

Lalu bagaimana caranya menentukan mana yang lebih membahagiakan, gaji besar atau pekerjaan yang memuaskan? Dikutip dari The New York Times, penelitian National Academy of Sciences mengatakan bahwa gaji besar atau seberapa banyaknya uang yang Anda miliki tidak akan  membuat Anda lebih bahagia. Kok bisa? 

Begini, penelitian yang mencakup hampir lima ratus ribu orang peserta mengungkapkan bahwa uang baru bisa membuat seseorang menderita kalau ia sudah benar-benar jatuh miskin. Jadi kalau masih punya uang (tapi pas-pasan), bukan berarti Anda tidak bisa bahagia. Begitu juga orang dengan gaji besar dan banyak uang belum tentu secara emosional merasa bahagia dan penuh syukur. Misalnya Anda digaji tinggi oleh perusahaan. Namun, sepanjang hari selama bekerja, Anda hanya disuruh-suruh atasan dan dituntut macam-macam. Giliran mengemukakan ide, atasan selalu menolaknya mentah-mentah. 

Baca juga : 8 Rahasia untuk Mencapai Karir Yang Sukses

Selain itu, rekan-rekan kerja Anda juga kurang mendukung satu sama lain. Ini mungkin karena kompetisi di kantor begitu ketat. Jadi bukannya saling membantu, sesama rekan kerja malah berusaha saling menjatuhkan. Menurut penelitian, lama-lama Anda tidak akan merasa bahagia lagi. Hal ini bukan karena tidak dibayar cukup oleh perusahaan. Melainkan karena pekerjaan yang Anda miliki tidak mencakup dalam kebutuhan dasar hidup sebagai seorang manusia. 

Salah satu kebutuhan manusia yaitu mempelajari keterampilan baru, berhubungan dengan orang-orang di sekitar, serta mengembangkan ide dan berkontribusi terhadap pekerjaan atau bidang yang digelutinya. Sayangnya, kebutuhan-kebutuhan tersebut memang kurang begitu diperhatikan jika dibandingkan dengan kebutuhan finansial. Lalu, mana yang harus dipilih? 


Gaji besar tidak bisa jadi tolak ukur kepuasan kerja. Jadi, kalau Anda memutuskan untuk menerima suatu tawaran pekerjaan, jangan hanya melihat angka gajinya. Cari tahu juga soal lingkungan kerjanya, bagaimana hubungan dengan atasan dan antar rekan kerja, budaya perusahaan, serta apakah ada kesempatan buat belajar dan mengembangkan diri. Begitu juga kalau selama ini Anda selalu memfokuskan diri untuk belajar dan mencari pekerjaan yang paling sesuai dengan passion. Meskipun hal tersebut pada dasarnya baik, jangan sampai jadi lupa kalau keterampilan Anda juga pantas dinilai lebih oleh perusahaan. 

Jadi, pada intinya yang paling membahagiakan adalah yang seimbang dan cukup realistis. Bila Anda belum menemukan pekerjaan yang demikian, coba pahami konsekuensi dari pilihan Anda. Misalnya gaji sangat tinggi tapi banyak dituntut oleh perusahaan. Itu memang sudah menjadi konsekuensi yang Anda pilih sendiri. Namun, kalau Anda saat ini tidak bahagia dengan pekerjaan, ditambah dibayar murah oleh perusahaan, artinya ada yang salah dengan pilihan Anda. Sebaiknya pertimbangkan untuk mencari kesempatan lain yang lebih ideal. 

Baca juga : 7 Tips Karir Tanpa Peduli Usia

Kembali lagi, makna dan tolak ukur kebahagian setiap orang itu berbeda. Setiap orang punya prioritas yang berbeda-beda. Ada yang dari dulu memang ingin punya banyak uang. Menurut riset dalam Journal of Happiness Studies, biasanya orang-orang seperti ini cenderung bekerja di bidang teknik, bisnis, dan ekonomi. Sedangkan orang-orang yang mencari kepuasan bekerja dan tidak mengejar gaji besar cenderung menggeluti bidang sosial dan kemanusiaan. Namun, hal ini bukan harga mati, ya. Karena itu, sebelum mengambil keputusan apa pun, pastikan dulu apa prioritas Anda. Gaji besar dan gaya hidup mewah atau hidup sederhana tapi penuh passion? Tak menutup kemungkinan juga kedua hal tersebut dicapai sekaligus. Yang penting, Anda tahu ke mana harus melangkah dan mau berusaha cukup keras untuk mewujudkannya.

Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Rabu, 15 Mei 2019

5 Tips Agar Tetap Bersemangat Menjalani Karir

Pernahkah kamu terbangun di pagi hari dengan sangat amat tidak semangat, bahkan membayangkan ingin segera pergi tidur lagi di malam harinya? Atau mungkin kamu merasa kebanyakan waktu di hidupmu dihabiskan untuk bekerja. 

Ashley Stahl, yang melatih para pencari kerja sekaligus menjalankan CAKE Publishing menjelaskan dalam laman Forbes, hanya 13 persen pekerja di seluruh dunia yang mengatakan mereka menikmati karir yang dijalaninya. Sedangkan 87 persennya mungkin merasakan sebaliknya. Apakah kamu termasuk yang ini? Jangan sampai ketidaksukaanmu dengan karir saat ini membuatmu hanya membuang-buang waktu berharga. Setidaknya, cobalah untuk menikmatinya. 

Berikut lima tips agar kamu tetap bersemangat menjalani karirmu meski sebetulnya kurang kamu sukai.

Baca juga : 7 Tips Karir Tanpa Peduli Usia

1. Pastikan kamu tahu "mengapa" 

Ini adalah hal paling mendasar dimana kamu harus memulai. Apa yang selama ini kamu lakukan di tempat kerja? Pastikan kamu berada pada bidang kerja yang membuatmu tertarik. Kemudian, telaah kembali mengapa kamu melakukan pekerjaan tersebut. 

2. Atur tujuan 

Setelah kamu mengetahui apa yang kamu lakukan di pekerjaan saat ini dan mengapa berada di sana, aturlah tujuan jangka pendek dan panjang untuk menjaga kamu tetap dalam jalur yang seharusnya. Kamu bisa memanfaatkan aplikasi-aplikasi digital yang ada. Misalnya, jika kamu mengincar promosi dalam 12 bulan ke depan. Maka aturlah langkah apa yang harus kamu lakukan agar target tersebut bisa tercapai. 

3. Pelajari skill baru 

Jaga agar kemampuanmu tetap di atas rata-rata dengan mempelajari hal-hal baru. Kamu bisa memanfaatkan fasilitas pelatihan di kantor, atau keluar mencari seminar dan konferensi. Pilihlah suatu bidang yang ada di luar zona nyamanmu, namun masih ada di bidang kerjamu. Bosmu akan mengapresiasi nilai lebihmu jika kamu menunjukkannya saat kerja tim. 

4. Minta feedback 

Mintalah feedback dari atasanmu. Jika kamu tidak mendapatkan feedback yang diinginkan, cobalah memintanya lagi. Atasan yang baik juga ingin melihatmu menunjukkan ketertarikan untuk melanjutkan karir masa depan. Feedback akan memotivasimu untuk memiliki performa kerja yang lebih baik karena kamu merasa lebih dihargai. Ini juga akan membuatmu terus belajar. Berada pada titik stagnan tidak akan membuatmu tertarik dalam menjalani karir, kecuali menunggu hari gajian tiba. 

5. Berpikir positif 


Baca juga : 8 Rahasia untuk Mencapai Karir Yang Sukses

Mulailah harimu dengan mantra positif. Lalu, lihatlah bagaimana kamu memandang dirimu dan orang lain selama sehari penuh. Hindari pikiran negatif dan komentar soal pekerjaanmu. Terutama, hindari gosip kantor. Berhentilah menganggap segala hal terlalu personal. Sebagai gantinya, saat kamu mempraktekkan pemikiran positif dalam keseharian, tingkat stresmu juga akan turut menurun. Namun, jika kamu membenci pekerjaanmu saat ini, cobalah tetap berpikir positif dan mencari perubahan. Kita semua merasakan jatuh bangun dalam berkarir. Namun, perkembangan pribadi menjadi kunci untuk tetap berada pada jalur karir kita. Jika hati kecilmu masih tertarik dengan pekerjaan saat ini, tetaplah berpikiran positif dan jangan berhenti belajar.


Penulis : Nabilla Tashandra
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Selasa, 14 Mei 2019

5 Hal yang Patut Dihindari di Hari Pertama Kerja

Rasanya seperti "PR" saat harus memulai pekerjaan di tempat baru. Tapi ladies bisa kok melewatinya dengan baik. Hindari saja hal-hal berikut di hari pertama ladies bekerja.

Setiap orang punya mimpi untuk memiliki sebuah pekerjaan yang ideal. Bisa saja sih, tapi untuk mendapatkannya ladeis harus berpikir matang. Caranya, jangan sampai ladies melakukan 5 hal berikut di hari pertama kerja.  

1. Jangan berdiam di meja kerja 
Ladies mungkin akan mendapatkan tur singkat oleh tim HRD. Jika beruntung, rekan kerja ladies bisa saja yang mendapat tugas tur. Di sini kesempatan ladies untuk bisa bertanya dan mendapatkan jawaban yang jujur. Tapi mentok, mungkin hanya resepsionis yang sangat cepat memperkenalkan ladies tapi kemudian harus kembali ke mejanya. 

Baca juga : 8 Rahasia untuk Mencapai Karir Yang Sukses

Take a deep breath ladies, do the job yourself. Ladies bisa berjalan, berkenalan dengan para penghuni kubus-kubus di sekitar dan pastikan ladies membuat kesan pertama yang baik. Idealnya berjabat tangan dengan senyum dan jabarkan peran ladies di kantor itu. 

2. Jaga sikap

Biasanya saat wawancara ladies harus menjaga sikap, istilah umumnya "jaim" alias jaga image. Tapi hal ini bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu, malah tidak jarang sikap kekanak-kanakan kerap muncul. 

Nah, pastikan ladies tidak melakukannya ya. Tetap bersyukur karena memiliki pekerjaan saat ini dan menjalaninya dengan baik. Siapa tahu, ada kesempatan yang lebih di perusahaan dan ladies bisa mendapatkannya. Jadi tidak hanya sekedar gosip-gosip yang akan menguras waktu saja. 

3. Jangan Minta "Cuti" Dadakan

Hak cuti memang milik semua karyawan. Tapi semua berbalik pada kebijakan kantor. Bila ladies telah berencana hendak ke luar kota di bulan pertama bekerja, berterus terang sejak awal wawancara. Jangan sampai perusahaan tidak tahu-menahu dan tetiba ladies minta "cuti" dadakan dan pergi meninggalkan pekerjaan yang baru saja ladies sandang. 

4. Jangan Melanggar Protokol 

Sosial media memang menyenangkan tapi juga sangat krusial. Berhati-hatilah dalam meng-update status ladies di sosial media, terutama bila terkait dengan pekerjaan. Bijaklah dalam memposting situasi dan suasana hati ladies. Jangan sampai, alih-alih ingin dunia tahu, tapi ladies yang justru kena getahnya. 

Baca juga : 7 Tips Karir Tanpa Peduli Usia

5. Jangan Abaikan Bos atau Atasan 

Tanpa disadari, terkadang ladies mungkin telah melakukan pekerjaan dan melaporkannya pada rekan yang ladies kira "senior".  Well, hati-hati ladies. Jangan sampai ladies mengabaikan bos atau atasan langsung karena mengira hanya rekan kerja saja. Pastikan saat berkenalan di awal ladies menyapa semua orang, berikan jabat tangan dan senyuman. Kenali semua orang di sekitar untuk menghindari sosok "bos" yang mungkin terlewat. 

Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Senin, 13 Mei 2019

Menjawab Pertanyaan : "Mengapa Anda Meninggalkan Pekerjaan Terakhir Anda?"

Dalam sesi wawancara kerja, biasanya ada pertanyaan, “Mengapa anda meninggalkan pekerjaan terakhir anda?”. Mungkin anda bingung menjawab pertanyaan ini karena khawatir akan menjadi penilaian negatif.


Ya, hati-hati dengan pertanyaan ini, karena para perekrut ingin mengetahui motivasi anda  meninggalkan pekerjaan sebelumnya. Jika tak hati-hati, anda akan terjebak pada anggapan yang salah. Karena sesungguhnya mereka ingin mengetahui apakah anda seorang oportunis yang hanya ingin mencari uang lebih, atau anda berharap menemukan karir sejati anda.

Baca juga : 8 Rahasia untuk Mencapai Karir Yang Sukses

Jika anda meninggalkan tempat kerja sebelumnya karena tidak menyukai atasan anda, jangan sekalipun bicara negatif tentangnya. Sampaikan saja bahwa anda memiliki pandangan kerja yang berbeda. Jika karena pekerjaan yang membosankan, katakan bahwa anda sedang mencari posisi yang lebih menantang.

Bicarakan tentang hal-hal positif yang anda peroleh dari tempat kerja terakhir, dan fokuslah pada pandangan mengapa posisi yang ditawarkan ini cocok bagi anda. Yakinkan bahwa anda akan menjadi karyawan yang tepat bagi perusahaan mereka.

Jika anda telah meninggalkan pekerjaan sebelumnya, dengan pengalaman yang kurang menyenangkan, Sutton Fell, CEO and founder Flexs Jobs, menyarankan jawaban sebagai berikut:

# Jika anda dipecat

Jangan menjelek-jelekkan atasan atau perusahaan lama anda. Katakan bahwa perusahaan memang melepaskan anda dan anda memahami keputusan mereka. Katakan anda ingin  memperbaiki kinerja. Dan sampaikan juga anda telah belajar dari pengalaman, bagaimana anda akan menjadi karyawan yang lebih baik lagi.

# Jika kontrak tidak diperpanjang

Sekali lagi, jangan menjelekkan atasan atau perusahaan sebelumnya. Katakan bahwa anda  memahami situasi di balik keputusan mereka, dan anda ingin melanjutkan masa depan. Anda tak ingin berdiam diri di dalam masa lalu, dan siap melakukan apa yang telah anda pelajari di tempat sebelumnya untuk perusahaan yang baru.

Baca juga : 7 Tips Karir Tanpa Peduli Usia

#Jika anda mengundurkan diri

Meskipun anda mengundurkan diri karena ketidaknyamanan dan ketidakpuasan terhadap perusahaan sebelumnya, jangan bercerita detil dan jangan terlalu jujur tentang kondisi yang sebenarnya. Sebaiknya katakan bahwa anda menghargai segala pengalaman dan pelajaran berharga yang telah anda terima sebelumnya. Dan anda merasa sudah saatnya harus mencari kesempatan yang baru dan lebih menantang. Katakan bahwa anda butuh wadah yang lebih tepat untuk mengembangkan kemampuan dan wawasan anda.

Bagaimana? Sudah siapkah anda menghadapi berbagai pertanyaan selanjutnya? Yang penting, tampilkan kesan positif dari semua jawaban anda. Dengan demikian anda akan mendapat penilaian positif pula dan siap berkarir di tempat yang baru..!


Nyalakan semangatmu !

Hai sahabat, bagaimana kabarnya? Semoga sehat dan baik selalu ya. Dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini memang sangat berpengaruh bagi ...