Selasa, 30 April 2019

Perilaku Masa SMA Pengaruhi Kesuksesan Karir

Sebuah riset yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology membuktikan bahwa perilaku kita di masa SMA dapat memprediksi pendapatan dan kesuksesan karir di masa depan. Periset menemukan bahwa siswa yang menunjukkan antusiasme dan tanggung jawab besar pada sekolahnya memiliki kesuksesan karir dan pendapatan yang lebih besar dibanding mereka yang santai selama sekolah. Hasil riset tersebut bahkan berlaku hingga 11 sampai 50 tahun sejak siswa tersebut lulus SMA. 

Fakta ini terlepas dari tingkat IQ yang dimiliki oleh para siswa, pendapatan orang tua atau sifat kepribadian mereka.  Selain itu, periset juga menemukan bahwa mereka yang memiliki sedikit masalah dalam membaca dan menulis juga dapat memprediksi pendapatan masa depan dan kesuksesan karir. Menurut ketua peneliti Marion Spengler,  hal-hal yang terjadi pada periode tertentu kehidupan seseorang dapat berjalan dengan cara yang jauh lebih signifikan daripada yang diharapkan. Temuan ini didasarkan pada analisis data dari 346.660 siswa SMA Amerika pada tahun 1960. Periset juga menggabungkan data tindak lanjut dari 81.912 siswa tersebut setelah 11 tahun dan 1.952 di antaranya setelah 50 tahun usai mereka lulus SMA.

Baca juga : 8 Rahasia untuk Mencapai Karir Yang Sukses

Minat di sekolah dan tanggung jawab diukur dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa seperti apakah mereka memperhatikan guru di kelas, mengerjakan tugas dan semacamnya. Menurut para periset, ini adalah penelitian longitudinal pertama yang menunjukkan bahwa karakteristik siswa dan pola perilaku di sekolah terkait dengan hasil kehidupan nyata.  Spengler percaya bahwa sebagian besar hal ini dapat dijelaskan oleh pencapaian pendidikan selanjutnya. 

"Karakteristik dan perilaku siswa dihargai di sekolah menengah dan menghasilkan pencapaian pendidikan yang lebih tinggi, yang pada gilirannya terkait dengan prestise dan pendapatan pekerjaan yang lebih besar di kemudian hari," katanya. "Riset ini menyoroti kemungkinan bahwa perilaku tertentu pada periode krusial dapat konsekuensi jangka panjang untuk kehidupan seseorang," tambah Spengler. 

Lantas, apakah peran orangtua juga penting dalam kesuksesan anak-anak mereka? Spengler percaya bahwa memberi anak-anak kesempatan yang cukup untuk mengembangkan minat di sekolah dan untuk belajar bagaimana bertanggung jawab di kelas mungkin bisa membantu. Ini bisa berarti orangtua perlu berkomunikasi dengan para guru agar mereka mempelajari minat dan bakat anak-anak mereka dan mendiskusikan cara mengembangkannya. Selain itu, orang tua juga harus memberi contoh tentang perilaku yang baik dalam keterampilan hidup yang harus dimiliki untuk mengejar impiannya. Dengan jalan ini, anak-anak mereka bisa meraih keunggulan baik dalam hal perilaku dan akademik. 

Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:


Senin, 29 April 2019

Mahasiswa Perlu Membangun Karir dan Citra Diri Sejak Tingkat Tiga

Mahasiswa diharapkan mulai memikirkan karir sejak dini dan perlu adanya pengenalan tentang dunia kerja. Menjawab hal itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS) Surabaya menggelar wicara interaktif bertajuk Revolusi Industri 4.0 yang dikemas dalam acara Fantastic di Gedung Pascasarjana ITS Sabtu, (6/4/2019) lalu.
Ali Fikri, ketua pelaksana acara, menyebutkan Fantastic ini bertujuan memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang dunia pascakampus. Sejak tingkat 3   “Diharapkan setiap peserta memiliki bayangan terhadap masa depannya dan mengetahui apa yang harus dilakukan,” tutur mahasiswa Departemen Teknik Mesin seperti dikutip dari laman resmi ITS. 

Baca juga : 8 Rahasia untuk Mencapai Karir Yang Sukses

Gelar wicara ini turut menghadirkan sosok berpengalaman di dunia kerja seperti Christopher Tobing (Managing Director Big Change Agency), Avicena Hustatiningtyas (Manajer Pengembangan Bisnis), dan Alfiano Fuadi (Manajer Pengontrol Cabang di PT Paragon Technology and Innovation). Avicena, salah satu pembicara, memberikan beberapa tips agar bisa bersaing di dunia kerja. Menurutnya, mahasiswa seharusnya sudah memikirkan karirnya minimal sejak berada di tingkat tiga. Selain itu, seorang mahasiswa harus memiliki rasa penasaran yang tinggi dan dapat membangun citra diri. “Mulai dari sekarang, citra diri harus dibangun untuk menjadi pembeda antara kita dengan yang lain,” tegasnya. 

Tidak tergantikan mesin 
Dilanjutkan oleh Alfiano Fuadi, ia mengatakan bahwa sejak sekitar tahun 2016, Indonesia sudah memasuki era revolusi industri 4.0. “Di mana Artificial Intellegent, Internet of Thing, dan nanoteknologi bukan lagi sesuatu yang asing,” ujar pria yang akrab disapa Fuad ini. Sehingga dengan adanya otomatisasi ini, peran manusia akan berkurang. Maka untuk menghadapi hal tersebut, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki manusia. 

Baca juga : 7 Tips Karir Tanpa Peduli Usia

"Seperti kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan kreatif, dan kecerdasan emosional. Karena ada banyak hal yang sebenarnya tidak bisa digantikan oleh robot,” jelasnya. Sektor pilihan terbanyak Fuad mengatakan di tahun 2020 akan ada beberapa sektor industri yang akan menjadi pilihan terbanyak di dunia. Seperti sektor di bidang teknologi dan pemikiran komputasi, kecerdasan sosial dan literasi media, dan lain sebagainya. “Ada juga beberapa pekerjaan yang akan meningkat seperti data analis, pengembang software, akuntan, dan auditor,” tambahnya. Menurut Fuad, walaupun manusia akan digantikan robot, tapi yakinlah suatu saat nanti pasti ada pekerjaan yang tak bisa dilakukan robot. “Maka mulai dari sekarang perbanyak belajar cara berkomunikasi, perencanaan keuangan dan ilmu yang tidak diajarkan di bangku kuliah,” pungkasnya memberi pesan.


Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Minggu, 28 April 2019

5 Tips Sederhana untuk Tetap Berkembang ketika Karir Berubah

Ada banyak alasan untuk melakukan perubahan karir, mulai dari butuh tantangan baru, tak bahagia hingga menyimpan gairah bekerja di perusahaan atau bidang lain. Meski alasan setiap orang mungkin berbeda, tetapi ada satu hal yang sama yakni kebutuhan untuk tetap berkembang selama masa transisi perubahan karir tersebut. Gunakanlah waktu transisi untuk mengasah keterampilan dan mempersiapkan karier baru ke depan. 

Berikut 5 tips sederhana dari Glassdoor, untuk memastikan Anda tetap berkembang selama perubahan karir: 

1. Buat Rencana yang Dapat Ditindaklanjuti Sebelum Anda melakukan lompatan besar karier yang baru, luangkanlah waktu untuk membuat rencana yang dapat ditindaklanjuti.  Tetapi jangan menguraikan rencana lima atau sepuluh tahun ke depan. Mulailah dengan di mana Anda ingin bekerja tahun ini, lalu buat langkah kecil apa yang bisa diambil untuk mencapai tujuan itu. Usahakan masing-masing tindakan ini spesifik dan memiliki batas waktu. Hal ini penting agar dapat ditindaklanjuti. 

Baca juga : 8 Rahasia untuk Mencapai Karir Yang Sukses

2. Terus Belajar atau Ikut Pelatihan Setelah Anda tahu apa yang ingin Anda lakukan, cari tahu dokumen apa yang bermanfaat untuk evolusi karier Anda.  Sebab beberapa profesi mungkin memerlukan dokumen atau sertifikat tertentu. Misalnya saja software engineer yang diharuskan memiliki sertifikat keahlian. Atau perubahan dari sales ke marketing di perusahaan teknologi, mungkin Anda membutuhkan Sertifikasi Google Analytics. Oleh karena itu melanjutkan pelatihan atau pendidikan adalah yang terpenting. 

3. Explore Pekerjaan Freelance Pekerjaan freelance kian populer di dunia kerja saat ini. Sebab hal itu memungkinkan Anda untuk belajar banyak hal baru dengan fleksibel sehingga bermanfaat untuk karir ke depan. Mengambil pekerjaan paruh waktu juga memungkinkan Anda mencicipi karir baru tanpa perlu meninggalkan pekerjaan penuh waktu. Jika anda punya gairah besar untuk karir yang baru, namun tak punya nyali untuk mengambil lompatan besar, maka mencoba bekerja paruh waktu bisa jadi pilihan menarik. 

4. Bangun Jaringan Membangun jaringan di dalam industri yang Anda inginkan akan memberikan wawasan berharga selama masa transisi karir. Oleh karena itu jangan ragu untuk berbincang dengan orang-orang di bidang yang Anda inginkan. Dari sana Anda bisa belajar tentang apa yang perlu dilakukan agar berhasil dan apa yang harus Anda hindari. 

Baca juga : 7 Tips Karir Tanpa Peduli Usia

5. Bangun Personal Brand di Medsos Personal brand Anda adalah penampilan luar Anda ke dunia profesional. Di tengah era digital saat ini, membangun personal brand di internet sangat penting. Ingatlah untuk memperbarui profil Anda platform media sosial seperti LinkedIn, Twitter, atau profil sosial lainnya seperti di akun website pencarian pekerjaan. Jika Anda aktif melamar pekerjaan, singkirkan segala sesuatu yang non-profesional karena pihak perusahaan akan mencari Anda. Jangan biarkan satu foto yang buruk menjadi alasan Anda tidak mendapatkan kesempatan besar berikutnya.


Penulis : Yoga Sukmana
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Rabu, 24 April 2019

Kisah Inspirasi Kehidupan Nyata Seorang Stephen Hawking

Stephen Hawking adalah seorang ilmuwan asal Inggris yang lahir pada 8 Januari 1942 dari pasangan Frank dan Isobel Hawking. Beliau adalah anak pertama dari empat bersaudara yang tumbuh besar di Kota St. Alban, London. Meskipun semasa hidup beliau dikenal sebagai orang yang sangat cerdas, tapi ketika masih kecil beliau dikenal sebagai murid yang malas.

Namun, hal itu berubah ketika beliau mengenal Dikran Tahta yang merupakan guru matematikanya. Hawking sangat mengagumi Mr. Tahta karena bisa membuat pelajaran matematika yang begitu membosankan menjadi menyenangkan. Dari gurunya itu pula, dia terinspirasi untuk menjadi seorang guru besar matematika di Universitas Cambridge.

Diawali dengan kecintaan terhadap matematika itulah beliau menjadi belajar lebih rajin untuk menggapai cita-citanya. Dengan bantuan Mr. Tahta, beliau pun berhasil merakit komputer menggunakan bagian mekanik jam, papan kabel telepon yang sudah tidak terpakai, dan banyak lagi komponen daur ulang yang lain. Keren, ya?

Melihat kecerdasan sang anak, orangtuanya pun menyarankan Stephen untuk berkuliah di Oxford. Meskipun sangat menyukai matematika, di universitas tersebut beliau mengambil jurusan Fisika dan Kimia karena belum ada jurusan Matematika di sana. Beliau pun berhasil masuk di Universitas Oxford pada tahun 1959, ketika usianya hanya 17 tahun saja.

Setelah lulus dari Oxford, Stephen kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil jurusan kosmologi di Universitas Cambridge. Sayangnya ketika berusia 21 tahun, beliau didiagnosa menderita Amytrophic Lateral Sclerosis (ALS), yaitu penyakit yang melemahkan otot dan merusak fungsi otak. Dokter juga mengatakan bahwa sisa umurnya mungkin tidak akan lama lagi.

Setelah mendapatkan diagnosa itu, beliau mengalami depresi dan merasa hidupnya tidak berguna lagi. Tapi, dengan dukungan orang-orang di sekitar, beliau berhasil mengatasi itu semua. Meskipun hidup di atas kursi roda dengan segala keterbatasannya, beliau mampu menghasilkan banyak karya demi kemajuan ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah Teori Big Bang.

Baca juga : 7 Tips Karir Tanpa Peduli Usia

Dari kisah inspiratif kehidupan nyata tokoh dunia ini, kamu bisa belajar untuk mempercayai kekuatan mental dan pikiranmu sendiri. Stephen Hawking tidak menjadikan penyakitnya sebagai sebuah halangan untuk tidak melakukan apa yang diinginkan. Hal tersebut justru membuat beliau menjadi lebih semangat untuk berbuat yang lebih lagi untuk banyak orang.

Kalau beliau yang memiliki keterbatasan saja bisa melakukan hal yang besar, kamu tentu juga bisa melakukan hal yang sama. Tidak harus sampai melakukan hal besar untuk seluruh umat manusia, melakukan perbuatan yang baik untuk sekitarmu saja sudah bagus.

Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Selasa, 23 April 2019

Perjuangan Wanita Tuli Cari Kerja Meski Sudah Ditolak Seribu Kali

Mencari kerja memang bukan hal yang mudah di zaman sekarang. Kadang pelamar lulusan universitas ternama dengan banyak pengalaman saja belum tentu langsung dapat kerja sesuai keinginan. Mereka yang memiliki keterbatasan pun juga sering mengalami kesulitan. Seperti wanita tuli bernama Kellie Wilson berikut yang sudah ditolak seribu kali.

Selama hidupnya, Kellie telah mencoba melamar untuk lebih dari seribu posisi. Namun ia sering mengalami penolakan. Wanita 32 tahun tersebut mengaku kerap langsung ditolak setelah pihak perusahaan tahu ia tidak bisa mendengar. Hal tersebut membuatnya tidak percaya diri dan takut tidak akan pernah menemukan pekerjaan impian.
Kellie kehilangan pendengarannya ketika berusia empat tahun. Semenjak itu, ia akan membaca gerakan bibir lawan bicara untuk mengerti ucapan orang. Meski begitu, Kellie mengaku bahwa dirinya adalah seseorang yang potensial karena banyak memiliki pengalaman. Ia pun bukan tak pernah bekerja sama sekali. Kellie pernah jadi pegawai administratif, asisten legan, hingga asisten finansial.

Sayangnya, Kellie tidak pernah lama bekerja di sebuah perusahaan. Paling lama Kellie bertahan hingga sembilan bulan dan paling sebentar empat bulan. Bukan performanya kurang memuaskan namun tampaknya karena masalah dengan keterbatasannya sehingga perusahaan tak memberi pekerjaan tetap. Karenanya, ia memilih untuk angkat bicara. 

"Aku pernah bekerja di banyak tempat tapi tidak ada yang permanen. Selama itu, aku sudah melakukan banyak wawancara dan sering tidak mendapat jawaban balik. Ketika aku diwawancara, semuanya lancar sampai aku mengungkap keterbatasanku," kata Kellie.

"Aku tidak bisa membaca bibir semua orang karena pola mulut individu (berbeda). Setelah mengungkap keterbatasanku, aku melihat orang tiba-tiba mewanti-wanti bahwa pekerjaan tersebut akan banyak menggunakan telepon padahal itu tidak ada di iklan," tambahnya.

Demi bisa berkarier seperti orang-orang lain, Kellie tengah mempertimbangkan untuk menjalani operasi. Meski begitu, tidak ada garansi jika pendengarannya akan benar-benar baik dan Kellie bisa diterima bekerja. 

"Ini adalah operasi besar yang melibatkan pemasangan implan dan berbulan-bulan rehab untuk mempelajari ulang suara jika berlanjut. Aku merasa seperti dipaksa untuk berubah untuk diriku yang sebenarnya karena orang lain. Aku telah bergelut dengan diskriminasi ini sepanjang hidupku dan aku muak dengan itu," tutur Kellie.

Rahmi Anjani
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Senin, 22 April 2019

Ini Anggapan Orang Saat Lihat Meja Kerja yang Berantakan

Di setiap kantor pasti ada beberapa mejanya selalu berantakan. Meski tidak selalu salah atau membahayakan, meja kerja berantakan tentu bisa menganggu pemandangan. Hal itu dapat membuat rekan bahkan atasan punya anggapan negatif tentang Anda. Menurut sebuah penelitian, meja kerja berantakan bisa mengindikasi jika orang yang menempatinya egosi hingga suka marah.

Anda yang sadar punya meja kerja berantakan mungkin tidak setuju dengan anggapan itu karena merasa diri tidak egois atau mudah marah. Namun sayangnya pandangan negatif tidak selalu berhubungan dengan kepribadian asli orang yang bersangkutan. Sebuah penelitian yang dilakukan University of Michigan pun mengungkap jika meja berantakan membuat pemilik terlihat egois, tidak peduli, dan suka marah.

Para psikolog melakukan tiga eksperimen kepada 160 partisipan. Mereka diminta untuk duduk di tiga kantor berbeda; satu yang bersih tanpa sampah, satu yang sedikit berantakan, dan satu lagi sangat berantakan. Kemudian partisipan diminta untuk mendeskripsikan kepribadian pemilik berdasarkan sifat sosialibilitas, kemudahan untuk setuju, kebaikan hati, kemudahan untuk marah, dan keterbukaan akan pengalaman (baru).

Hasilnya pun mengejutkan para penelitian. Partisipan yang menilai kantor kotor menganggap pemilik meja paling tidak mudah setuju dan paling mudah marah. Mereka juga melihat jika pekerja tersebut terlihat tidak peduli dan tidak disukai. 

"Ketika ada petunjuk mengenai ketidakbersihan, keteraturan, organisasi, dan lebih banyak sampah di teritori pribadi pemilik, orang yang melihat menganggap pemiliknya punya kebaikan hati yang rendah, entah pemilik itu memang ada di dunia nyata, pencari kerja, pelajar, atau peneliti di universitas," kata pemimpin studi Profesor Terrence Horgan.

Berdasarkan penelitian ini, punya meja berantakan terbukti rentan dipandang negatif. Tak hanya negatif secara kepribadian, mereka yang punya meja kurang rapi bisa dianggap tidak baik dalam pekerjaan. Sebenarnya meja kerja tidaklah harus selalu sangat rapi tapi paling tidak pastikan keadaannya bersih dan terorganisir dengan baik agar kerja lebih nyaman. 

Rahmi Anjani 
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Minggu, 21 April 2019

Malas Kerja Usai Libur Panjang? Contek Tipsnya Biar Semangat Lagi

Sebenarnya ada tips yang bisa dicontek untuk kamu yang malas kembali bekerja akibat vocation blues. Penasaran? Berikut tipsnya seperti dikutip inc.com

1. Jangan Pulang Mepet dengan Tanggal Masuk Kerja

Setiap orang biasanya butuh waktu untuk kembali ke rutinitas biasanya. Oleh karena itu, alangkah lebih baik jika menyisihkan waktu sehari atau dua hari di rumah lalu kembali bekerja. Waktu tersebut bisa dimanfaatkan untuk bersantai di rumah atau sekadar bersih-bersih. 

2. Buat Prioritas
 Sebelum kembali bekerja lebih baik juga menuliskan prioritas dan rencana terlebih dahulu. Kamu bisa memulainya dengan rencana yang belum terlaksana sebelum liburan. Dengan to do list ini akan membantu membangkitkan kepercayaan diri karena kamu terbukti sudah maju selangkah. 

Baca juga: Farrah Gray, Miliuner Panutan Pengusaha Muda Sedunia

3. Bawa Souvenir Sehabis Liburan 

Souvenir adalah salah satu barang penuh memori yang membantumu untuk kembali mengingat betapa membahagiakannya kenangan tersebut. Psikolog Professor Sonja Lyubomirsky mengatakan bahwa barang yang dibawa pulang sehabis liburan bisa membuat kebahagiaan tersendiri. Tentu saja, energi kebahagiaan bisa bermanfaat untukmu memulai pekerjaan. 

Nah, bagi kamu yang masih kelelahan pascaliburan dan belum siap juga buat bekerja kembali, kamu bisa memanfaatkan layanan Grab seperti GrabBike dan GrabCar untuk mengantarmu ke kantor. Sementara kamu juga bisa memaksimalkan layanan GrabFood untuk mengantar makanan favorit ke kantormu. 

Mustiana Lestari 
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Jumat, 19 April 2019

7 Alasan Mengapa Kerja Nggak Harus Selalu Sesuai Jurusan Kuliah

Menurut studi di tahun 2017, 63% orang Indonesia bekerja di bidang yang tak sesuai dengan jurusan kuliah. Ini juga terjadi di belahan dunia lain. Tak selalu jadi masalah, mengambil jalan karier yang tidak berhubungan dengan bangku sekolah justru menuntun Anda pada kesuksesan. Ini tujuh alasan mengapa kerja tak harus selalu sesuai jurusan kuliah:


1. Jurusan Hanya Prasyarat
Bekerja yang tidak sesuai dengan jurusan kuliah tak selalu berarti Anda gagal dalam karier. Banyak orang yang sukses di bidang yang sama sekali tidak berhubungan dengan perkuliahan. Apalagi kini kuliah sering hanya dijadikan prasyarat untuk masuk di dunia kerja. Banyak lowongan hanya mewajibkan pelamar menyandang paling tidak S1 atau D3 tapi tidak menetapkan jurusannya. 

2. Bidang Lain Lebih Bersinar
Tak perlu memaksakan bekerja sesuai jurusan kuliah jika memang ada jalan karier yang dirasa lebih menguntungkan. Anda mungkin mengambil jurusan bisnis saat kuliah. Tapi jika kemampuan seni lebih menjual, mengapa tidak dimanfaatkan sebagai mata pencaharian? Apalagi banyak orang di luar sana yang sudah memiliki gelar ekonomi tersebut. 

Baca juga: Farrah Gray, Miliuner Panutan Pengusaha Muda Sedunia

3. Pengalaman Diutamakan
Kenyataannya banyak pelamar yang dipilih perusahaan karena lebih berpengalaman dari pada sekadar sesuai jurusan. Karena itu, penting untuk menggali pengalaman sebanyak mungkin, terutama yang sesuai minat dan kemampuan.

4. Kemampuan Ini Lebih Penting
Kebanyakan atasan mencari orang yang mudah belajar, cocok dengan lingkungan kerja, hingga bisa bertanggung jawab dengan pekerjaan. Begitu juga mereka yang bisa berpikir kritis, berkomunikasi, dan memecahkan masalah dengan baik. Tidak disebutkan jika pelamar yang diterima harus punya kuliah di jurusan sesuai bidang kerja. 

5. Sesuaikan Tujuan
Sebelum Anda memilih pekerjaan yang sesuai dengan jurusan, pastikan lagi jika karier tersebut sesuai tujuan hidup. Banyak orang perlahan kehilangan semangat dalam bekerja karena berubahnya tujuan dan motivasi. Jika pekerjaan sesuai jurusan tidak membuat Anda bahagia atau sesuai jati diri, sebaiknya cari yang lain. Studi menunjukkan kebahagian dalam bekerja mendorong kesuksesan karier.

6. Network Lebih Penting
Disarankan untuk mencari pekerjaan di mana 'network' Anda paling kencang. Anda mungkin pintar dalam akademis namun jika tidak ada koneksi yang menunjang, mencari kerja akan lebih sulit. Karenanya, kembangkan koneksi sedini mungkin, mulailah dengan berhubungan baik dengan teman, senior, profesor, dan orang-orang di lingkungan magang.

7. Pilih yang Bisa Dinikmati
CEO dan mantan pekerja Google Liz Wessel juga mengatakan jika jurusan kuliah tak terlalu penting di dunia kerja. Dilansir Study International, ia menyarankan agar orang lebih mencari pekerjaan yang bisa dinikmati bahkan jika tak sesuai perkuliahan sama sekali. Anda pun tetap bisa mendapat banyak ilmu dan pengalaman yang mungkin diperlukan di masa mendatang. 

"Orang yang pernah jadi barista di Starbuck akhirnya punya etos kerja yang luar biasa. Mereka punya kemampuan melayani pelanggan dengan baik. Mereka belajar bagaimana menjual. Mereka kadang belajar bagaimana memasarkan minuman. Aku tahu mereka memasarkannya dengan baik kepadaku," kata Liz.

Rahmi Anjani 
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Selasa, 16 April 2019

Inspirasi : Pelajaran Dari Kentang, Telur, dan biji Kopi

Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan yang mengeluh kepada ayahnya bahwa hidupnya sengsara dan bahwa dia tidak tahu bagaimana dia akan berhasil. Dia lelah berjuang dan berjuang sepanjang waktu.Tampaknya hanya salah satu dari masalahnya yang dapat ia selesaikan, kemudian masalah yang lainnya segera menyusul untuk dapat diselesaikan.

Ayahnya yang juga seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air dan menaruhnya di atas api yang besar. Setelah tiga panci tersebut mulai mendidih, ia memasukkan beberapa kentang ke dalam sebuah panci, beberapa telur di panci kedua, dan beberapa biji kopi di panci ketiga.

Kemudian ia duduk dan membiarkan ketiga panci tersebut di atas kompor agar mendidih, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun kepada putrinya. Putrinya mengeluh dan tidak sabar menunggu, bertanya-tanya apa yang telah ayahnya lakukan.

Setelah dua puluh menit, ia mematikan kompor tersebut. Ia mengambil kentang dari panci dan menempatkannya ke dalam mangkuk. Ia mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk.

Kemudian ia menyendok kopi dan meletakkannya ke dalam cangkir. Lalu ia beralih menatap putrinya dan bertanya, “Nak, apa yang kamu lihat?”

“Kentang, telur, dan kopi,” putrinya buru-buru menjawabnya.

“Lihatlah lebih dekat, dan sentuh kentang ini”, kata sang ayah. Putrinya melakukan apa yang diminta oleh ayahnya dan mencatat di dalam otaknya bahwa kentang itu lembut. Kemudian sang ayah memintanya untuk mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapatkan sebuah telur rebus. Akhirnya, sang ayah memintanya untuk mencicipi kopi. Aroma kopi yang kaya membuatnya tersenyum.

“Ayah, apa artinya semua ini?” Tanyanya.

Kemudian sang ayah menjelaskan bahwa kentang, telur dan biji kopi masing-masing telah menghadapi kesulitan yang sama, yaitu air mendidih.

Namun, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Kentang itu kuat dan keras. Namun ketika dimasukkan ke dalam air mendidih, ketang tersebut menjadi lunak dan lemah.

Telur yang rapuh, dengan kulit luar tipis melindungi bagian dalam telur yang cair sampai dimasukkan ke dalam air mendidih. Sampai akhirnya bagian dalam telur menjadi keras.

Namun, biji kopi tanah yang paling unik. Setelah biji kopi terkena air mendidih, biji kopi mengubah air dan menciptakan sesuatu yang baru.

“Kamu termasuk yang mana, nak?” tanya sang ayah kepada putrinya.

“Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana caramu dalam menghadapinya? Apakah kamu adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?”

Pesan Moral : Dalam hidup ini, Banyak sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Banyak hal-hal yang terjadi pada kita. Tetapi satu-satunya hal yang benar-benar penting adalah apa yang terjadi di dalam diri kita.

Jadi, manakah diri anda? Apakah anda adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?

Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Senin, 15 April 2019

Inspirasi Kisah Tali Pengikat Kaki Seekor Gajah

Ketika seorang pria berjalan melewati sekumpulan gajah, ia tiba-tiba berhenti. Ia bingung dengan fakta bahwa makhluk-makhluk besar itu sedang diikat hanya dengan sebuah tali kecil yang terikat pada kaki depan mereka. Tidak ada rantai, tidak ada kandang. Jelas sekali bahwa gajah bisa melepaskan diri dari ikatan mereka kapan saja. Tetapi entah untuk beberapa alasan, mereka tidak melakukannya.

Dia melihat seorang pelatih di dekatnya dan bertanya kepada pelatih tersebut. “Mengapa hewan-hewan itu hanya berdiri di sana dan tidak berusaha untuk melarikan diri?”

“Yah, ketika mereka masih sangat muda dan jauh lebih kecil, kami menggunakan ukuran tali yang sama untuk mengikat mereka. Dan, pada usia tersebut, tali itu sudah cukup untuk menahan mereka. Saat mereka tumbuh dewasa, mereka dikondisikan untuk percaya bahwa mereka tidak dapat melepaskan diri. Mereka percaya bahwa tali tersebut masih bisa menahan mereka, sehingga mereka tidak pernah mencoba untuk membebaskan diri.” Begitu penjelasan dari pelatih gajah tersebut.

Pria itu kagum. Hewan-hewan ini bisa saja setiap saat membebaskan diri dari ikatan tali mereka. Tetapi karena mereka percaya bahwa mereka tidak bisa, mereka terjebak tepat dimana mereka berada.

Seperti gajah, berapa banyak dari kita yang menjalani hidup tergantung pada suatu keyakinan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, hanya karena kita gagal sekali sebelumnya?

Kegagalan adalah bagian dari pembelajaran. Kita tidak boleh menyerah untuk berjuang di dalam hidup anda. 

Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Minggu, 14 April 2019

Inspirasi dari Seekor Keledai Yang Jatuh Ke Lubang

Keledai favorit seorang pria jatuh ke dalam sebuah lubang yang dalam. Dia tidak bisa menarik keledai tersebut keluar, tidak peduli seberapa keras ia mencobanya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengubur keledainya hidup-hidup.

Tanah mulai ditimbun ke lubang tempat keledai berada dari atas. Keledai yang merasa tertimpa tanah, menggoyangkan tubuhnya untuk menjatuhkan tanah di atas tubuhnya, dan melangkah di atas tanah tersebut. Tanah berikutnya ditimbun kembali ke dalam lubang.

Keledai itu mengibaskan kembali tubuhnya dan menaiki tanah tersebut.
Semakin tanah ditimbun, semakin tinggi tanah tersebut naik. Menjelang siang, keledai itu dapat keluar dari lubang, lalu merumput di padang rumput hijau.

Setelah banyak ‘mengibaskan’ masalah, Dan melangkah (belajar dari kisah di atas), Suatu saat setelah terlepas dari masalah, anda akan mampu merumput di padang rumput hijau. Anda akan mampu meraih apa yang anda impikan.

Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Sabtu, 13 April 2019

Menurut Riset, Ini Daftar Skill Kerja yang Paling Dicari di 2019

Selain badan lebih kurus atau kulit lebih mulus, banyak orang punya resolusi mengembangkan karier di 2019. Entah pindah perusahaan, ganti karier, atau naik jabatan, pergantian tahun patut dijadikan momentum untuk mencoba lebih sukses dalam pekerjaan. Jika Anda juga berniat demikian, coba cari tahu apa saja yang sedang dibutuhkan di industri kerja di 2019. Berikut 10 kemampuan kerja tersebut:

Manajemen Waktu
Untuk naik jabatan sekaligus gaji, banyak orang berusaha untuk mengembangkan kemampuan. Namun kemampuan yang dibutuhkan tak selalu yang didapatkan dari universitas atau kursus. Bisa mengatur waktu dengan baik juga menjadi sesuatu yang dicari para perekrut. Dengan kemampuan tersebut, pekerjaan pun akan selesai lebih efisien.

Kemampuan Beradaptasi
Dari pada mereka yang lulus dari perguruan tinggi ternama atau punya nilai bagus, perusahaan lebih mencari pekerja dengan kemampuan beradaptasi. Berdasarkan analisa situs jejaring profesional LinkedIn terhadap ratusan lowongan kerja, hal tersebut menjadi salah satu kemampuan paling dibutuhkan di 2019.

Baca juga : 8 Rahasia untuk Mencapai Karir Yang Sukses

Kolaborasi
Soft skill lain yang dicari perekrut di 2019 adalah kemampuan untuk berkolaborasi dengan rekan atau klien. Karena jika hanya punya ilmu namun tidak mudah berkolaborasi dengan orang lain tentunya pekerja tersebut tidak akan membawa keuntungan bagi perusahaan. 

Persuasi
Kemampuan untuk mempersuasi juga penting. Apalagi untuk Anda yang bekerja di bidang sales dan marketing. Tapi tak hanya untuk menarik klien dan meningkatkan penjualan, mempersuasi juga bisa mengasah kemampuan Anda untuk menjadi pemimpin.

Kreatif
Apapun pekerjaan Anda, penting untuk punya pemikiran kreatif. Dalam berbagai industri, kemampuan tersebut berguna untuk memecahkan masalah dan mencari solusi. Untuk menjadi kreatif memang tidak ada cara khusus. Namun perluas wawasan, pergaulan, dan aktivitas mengasah otak diketahui dapat meningkatkan kreativitas.

UX Design
Tentu tak hanya soft skill, hard skill juga tetap dibutuhkan. Di 2019, UX (User Experience) Design menjadi salah satu kemampuan yang dicari. Mereka yang bekerja dengan UX Design biasanya mengembangkan produk untuk meningkatkan kepuasan serta memudahkan pelanggan dalam menggunakan aplikasi atau desain.

People Management
Kemampuan ini tidak dimiliki semua orang bahkan mereka yang sudah mempelajarinya. Karena itu, orang dengan 'people management' yang baik banyak dicari perusahaan, terutama untuk posisi pemimpin di 2019.

Kemampuan Analisa
Tentu kemampuan menganalisa menjadi sesuatu yang dibutuhkan seorang pekerja bahkan untuk keseharian. Tanpa keahlian tersebut, pekerja akan sulit untuk mengambil keputusan dengan baik. Untuk punya kemampuan analisa yang bagus, Anda bisa mencoba untuk belajar lebih lebih teliti hingga mendalaminya dari membaca buku-buku.

Baca juga : 7 Tips Karir Tanpa Peduli Usia

Intelegensia Artifisial
Intelegensia Artifisial atau Artificial Intelligence adalah kecerdasan buatan atau kemampuan yang ditambahkan pada suatu sistem sehingga bisa menafsirkan data eksternal dengan baik. Tergolong sesuatu yang cukup baru, tentu mereka yang menguasai hal ini akan sangat dicari perusahaan terutama dalam bidang komputer dan robotika.

Komputasi Awan
Komputasi Awan atau yang biasa disebut CloudComputing merupakan penggabungan pemanfaatan teknologi komputasi berbasis internet. Untuk bisa menguasai Cloud Computing, Anda tentu perlu mempelajarinya khusus. Meski rumit, kemampuan ini bisa membuat Anda jadi orang paling dicari di 2019.

Rahmi Anjani
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Jumat, 12 April 2019

Kisah Inspiratif Mantan Resepsionis Alibaba yang 'Memanjat' Jadi Top Eksekutif

Sebelum menjadi salah satu bos di Alibaba, Judy Tong Wenhong memulai karier sebagai resepsionis. Berkat kerja keras dan kegigihannya, wanita tersebut pun sukses naik jabatan. Tak tanggung-tanggung, Judy kini berhasil menjadi top eksekutif sekaligus partner kerja paling inspiratif untuk Jack Ma. 

Judy bekerja untuk Alibaba sejak tahun 2000 ketika berusia 30 tahun. Sebelum diterima sebagai resepsionis, Judy pun pernah ditolak Alibaba ketika melamar pertama kalinya untuk posisi asisten adminstrasi. Untungnya percobaan keduanya membuahkan hasil meski sempat resign karena berkonflik dengan kolega.

Baca juga : 8 Rahasia untuk Mencapai Karir Yang Sukses

Meski awal kariernya di Alibaba sedikit berliku, Judy bekerja dengan baik walau hanya sebagai resepsionis. Dilansir Women of China, wanita tersebut banyak menerima pujian karena pekerjaannya. Judy dikatakan bisa memberi masukan, teliti, dan bisa melakukan tugas-tugas sulit dengan sangat baik.

Setahun kemudian, ia pun ditransfer ke bagian 'customer support'. Dan tiga bulan setelahnya, Judy dikembalikan ke bagian adminstrasi namun sebagai manajer. 

"Adalah sebuah tantangan untukku untuk memimpin grup karena aku hanya sekertaris di masa lalu," ungkap Judy Tong Wenhong.

Tak sampai di situ, kepandaian dan kerja keras Judy pun terus mengantarkannya pada sejumlah promosi. Dari manajer di customer service, wanita itu dikirim ke bagian HRD kemudian menjadi wakil presiden beberapa departemen lain di tahun 2007 hingga 2013.

Ketika menjabat sebagai wakil presiden sejumlah divisi, Judy pun belajar banyak mengenai kepemimpinan dan cara mengatasi masalah. Salah satu perannya yang paling penting adalah saat melawan penyebaran SARS di perusahaan pada tahun 2003.

Baca juga : 7 Tips Karir Tanpa Peduli Usia

Prestasi lain Judy adalah saat ia menjadi 27 rekan bisnis pertama Alibaba. Judy pun merupakan salah satu dari sembilan wanita yang membuat sejarah karena mendatangkan banyak modal dan investor untuk perusahaan itu. Mengingat Jack Ma berencana untuk pensiun tahun depan, Judy pun diprediksi akan memegang peranan lebih tinggi dalam jajaran kepemimpinan Alibaba. 

Rahmi Anjani
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Kamis, 11 April 2019

Daftar 6 Hal yang Bisa Bikin Jadi Kaya Menurut 600 Miliuner

Setiap orang ingin jadi kaya. Sayangnya meski sudah berusaha keras, status sebagai jutawan tak selalu mudah didapatkan. Untuk mengetahui cara jadi kaya, banyak orang meneliti para miliuner. 

Penulis Sarah Stanley Fallaw pun melakukan survei pada 600 orang kaya. Tak peduli berapa usia atau pendapatan mereka, terungkap enam faktor yang membuat miliuner banyak harta berikut ini.
1. Kemampuan menghemat
Hal yang pertama yang Anda harus lakukan untuk menjadi orang kaya adalah memperkuat kemampuan berhemat. Hal ini menjadi faktor utama yang membuat miliuner banyak uang. Yakni komitmen untuk menabung, mengeluarkan uang lebih sedikit, dan setia pada budgeting. Meski kaya, ternyata tak semua miliuner suka hidup foya-foya. Banyak dari mereka yang lebih memilih menabung untuk hari tua.
 2. Percaya diri
Percaya diri bukan hanya dibutuhkan untuk sukses meraih posisi tinggi. Percaya diri juga menjadi salah satu cara menjadi orang kaya dalam hal investasi dan manajemen keuangan. Menurut perencana keuangan, untuk hidup hemat yang menjadi poin pertama pun dibutuhkan kepercayaan diri. 

Baca juga : Kisah Nyata & Haru Gadis 11 Tahun yang Setiap Hari Catat Daftar Biaya Hidupnya

3. Tanggung jawab 
Strategies for Building Wealth tersebut, rasa tanggung jawab juga berperan besar dalam membuat miliuner banyak harta. Dikatakan jika orang-orang kaya menerima peran mereka untuk urusan finansial. Hal tersebut tampaknya mendorong mereka untuk bekerja lebih keras. Meski begitu, orang-orang kaya tidaklah sombong dalam mengakui kekayaan. Sebagian dari mereka percaya jika keberuntung juga berperan besar.

4. Perencanaan
Penting untuk selalu punya rencana dan tujuan finansial. 92% miliuner dikatakan punya perencanaan keuangan jangka panjang dan 97% dari mereka selalu berhasil mewujudkannya. 

"Miliuner tidak mengandalkan orang lain untuk membuat mereka kaya dan mereka tidak menyalahkan siapapun jika mereka jatuh. Mereka fokus pada apa yang mereka bisa kontrol dan menyesuaikan kebiasaan sehari-hari dengan tujuan yang mereka rancang," kata Chris Hogan, penulis 'Everyday Millionaires: How Ordinary People Built Extraordinary Wealth - and How You Can Too'.

5. Fokus
Daftar 6 Hal yang Bisa Bikin Jadi Kaya Menurut 600 MiliunerFoto: Thinkstock
Kemampuan untuk fokus pada pekerjaan tanpa gangguan pun penting ditingkatkan untuk jadi kaya. Begitu juga saat memiliki sebuah cita-cita yang pada akhirnya menuntun kesuksesan. "Mereka menghindari gangguan dan 'sindrom obyek bersinar' yang dialami kebanyakan orang karena miliuner tidak fokus pada apa yang membuat mereka senang sekarang, mereka fokus pada rencana membangun kekayaan jangka panjang," ungkap Chris.

Baca juga : Pakai Cara Simpel, Wanita Ini Sukses Kumpulkan Uang Rp 486 Juta

6. 'Ketidakpedulian sosial'
Daftar 6 Hal yang Bisa Bikin Jadi Kaya Menurut 600 MiliunerFoto: Thinkstock
Banyak orang 'kalah' dengan tuntutan sosial. Hal tersebut memaksa mereka menghabiskan banyak uang untuk tampil 'bersinar' meski tidak sepenuhnya dibutuhkan. Orang-orang kaya umumnya punya 'ketidakpedulian' sosial yang membuat mereka tidak tergoda membeli barang-barang mewah hanya untuk pamer. 

Siti Rahmi Anjani 
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Rabu, 10 April 2019

Saran dari Jack Ma untuk Millenial yang Suka Pindah-pindah Pekerjaan

Sebagai salah satu orang terkaya dan sukses mengembangkan bisnisnya, setiap saran dari Jack Ma tentu patut didengarkan. Beberapa waktu lalu bos Alibaba tersebut mengungkap opininya mengenai millennial yang sering pindah-pindah pekerjaan. Meski tak selalu salah, terlalu sering keluar-masuk perusahaan juga kurang bagus apalagi untuk awal karier. Begini saran dari Jack Ma. 

Jack Ma mengungkap tips untuk para millennial yang baru mulai bekerja ketika menghadiri World Economic Forum di Davos, Swiss, minggu lalu. Ia pun secara gamblang menyatakan bahwa anak-anak muda tidak seharusnya sering pindah perusahaan. 

Pria asal China tersebut pun menganjurkan agar mereka mencari pekerjaan yang baik sejak awal karier. Apalagi menurutnya pekerjaan pertama adalah yang paling penting. 
Baca juga : 10 Profesi Impian Millenial dengan Gaji Bagus & Tingkat Stres Rendah

"Kamu seharusnya menemukan bos yang baik yang bisa mengajarkanmu menjadi seorang manusia, bagaimana melakukan hal-hal dengan baik, bagaimana melakukan hal-hal dengan pantas. Dan bertahanlah di sana. Berikan dirimu sendiri sebuah janji: Aku akan bertahan untuk tiga tahun," kata Jack Ma. 

Pria 54 tahun itu pun menekankan bahwa besar kecil atau prestis tidaknya sebuah perusahaan tidaklah terlalu penting. Yang penting adalah bagaimana anak-anak bisa belajar dan berkembang di perusahaan tersebut. 

Jack Ma sendiri bertahan hingga enam tahun untuk pekerjaan pertamanya sebagai dosen bahasa Inggris di universitas. Sebelumnya lulusan sebuah institut pengajar Hangzhou tersebut memang sudah berjanji pada presiden universitas untuk bertahan beberapa waktu dan menepati janji tersebut meski banyak tawaran menarik datang. 

Jack Ma pun mengungkap bagaimana ia belajar menjadi guru yang baik hingga berkomunikasi dengan para mahasiswa. Hal tersebut pun menjadikannya 'tenang'. Enam tahun kemudian, Jack Ma keluar dan meluncurkan bisnisnya sendiri yakni Alibaba. Tahun lalu perusahaan tersebut bernilai $420 juta atau Rp 5,8 triliunan meski mengaku akan turun sebagai executive chairman di 2019.

Baca juga : 10 Kemampuan Kerja Wajib Punya Agar Siap Saing di 2020

"Aku melihat banyak bencana, banyak masalah. Ketika kamu berusia 20an, kamu tidak tahu apa yang kamu lakukan. Kamu punya banyak ide. Kamu berpikir kamu bisa melakukan apapun. Tapi sebenarnya kamu tidak bisa melakukan apapun," ungkap Jack Ma yang menilai jika anak muda lebih baik belajar dulu dari mentor dan bos yang sudah berpengalaman. 


Rahmi Anjani 
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Nyalakan semangatmu !

Hai sahabat, bagaimana kabarnya? Semoga sehat dan baik selalu ya. Dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini memang sangat berpengaruh bagi ...