Selasa, 08 Oktober 2019

Inilah Kualitas Pekerja Terbaik Menurut Steve Jobs

Resume yang sempurna, pakaian yang mengesankan saat wawancara, dan berhasil menaklukan semua pertanyaan wawancara ternyata tidak menjamin Anda menjadi karyawan terbaik. Menurut Steve Jobs, ada satu kualitas tidak biasa yang harus dimiliki pekerja. Dan itu semua lebih dari sekadar resume atau kemampuan menaklukan wawancara. 

Steve Jobs pernah merekrut beberapa manajer profesional untuk perusahaannya yang sedang berkembang. Tapi, dalam sebuah video Steve Jobs berkata bahwa kebanyakan dari mereka hanyalah kumpulan orang bodoh. "Mereka tahu bagaimana mengelola, tapi mereka tidak tahu cara bertindak," ucapnya.
Dari kejadian ini, Steve Jobs menggunakan cara yang berbeda untuk merekrut pegawai. "Kami menginginkan orang-orang yang sangat hebat dalam hal yang mereka lakukan, tapi, belum tentu profesional berpengalaman," ucapnya. "Namun, siapa yang tahu antusiasme dan passion mereka, pemahaman terkini tentang di mana teknologi dan apa yang bisa mereka lakukan dengan teknologi itu," tambahnya. 

Dengan kata lain, Steve Jobs menginginkan orang-orang yang memiliki passion untuk bekerja bersamanya. Karyawan yang antusias tidak hanya dapat mengelola diri mereka sendiri, tetapi juga memahami misi perusahaan dan berusaha mencapai tujuan bersama dengan sungguh-sungguh. Untuk menemukan karyawan yang memiliki passion, tim Apple mewawancarai setiap kandidatnya dengan menghadirkan prototipe Macintosh yang merupakan salah satu produk Apple dan mencatat reaksinya. "Kami ingin melihat mata mereka bercahaya dan menjadi bersemangat. Lalu kami tahu mereka adalah salah satu dari kami," ucap Andy Hertzfeld, salah satu insinyur software pertama Apple. 

Memiliki keterampilan ini dapat membantu Anda sukses dalam segala jenis tempat kerja. Memberikan kesan yang baik tidak berhenti saat Anda berhasil melalui wawancara kerja saja.

Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Senin, 07 Oktober 2019

7 Tanda Kamu adalah "Pegawai Kesayangan Bos"

Pernahkah kita bertemu dengan atasan yang terbuka, dan menunjukkan apa yang dirasa atas kerja bawahan secara langsung? Tipe bos semacam ini seringkali melontarkan pujian ketika bawahan dinilai sukses merampungkan tugasnya. Bos semacam ini pun biasa memberikan umpan balik yang positif dan terperinci. Metode semacam itu dipercaya mampu membuat bawahan merasa memiliki peran tak kalah penting dalam kesuksesan perusahaan. 

Sayangnya, tidak semua pimpinan di tempat kerja akan berbuat yang sama. Ada tipe bos yang sulit untuk diprediksi, apakah dia puas atau malah kecewa. Nah, karena tidak semua atasan bersikap terbuka, maka tidak ada salahnya jika kita langsung meminta umpan balik.
 
Tapi, sebelum melakukan hal itu, ada beberapa tanda yang bisa kita cermati yang mungkin menunjukkan tanda apakah atasan terkesan dengan kinerja kita. Inilah tanda-tanda tersebut. 

1. Memberi peringatan 
Suzanne Bates, CEO Bates Communications dan penulis All the Leader You Can Be, mengatakan, memang sulit untuk mengetahui apakah atasan menyukai kita atau tidak. "Tapi, seorang atasan yang melihatmu sebagai orang yang menjanjikan dapat memberimu banyak umpan balik, tidak semuanya positif. Beberapa di antaranya mungkin adalah peringatan, masukan, justru karena dia melihatmu sebagai seseorang yang dapat mengatasi beban tugas, dan siap untuk lebih bertanggung jawab," ucap Bates. 

2. Meminta masukan 
Bruce Tulgan, pendiri Rainmaker Thinking dan penulis It's Okay to Manage Your Boss, mengatakan, bos sering meminta saran kepada karyawan yang mereka sukai dan percaya. "Jika atasan sering meminta masukanmu secara pribadi atau dalam pertemuan kelompok, dan menyisakan banyak waktu untuk mengajakmu bicara, lalu merespons dengan baik apa yang Kamu katakan -ini adalah tanda yang baik," ucap dia.  

3. Tak selalu memberi pujian 
Kita mungkin berpikir bahwa seorang pemimpin akan selalu memuji karyawan yang disukai. Namun, Bates mencatat bahwa hal ini tidak selalu terjadi. "Bos mengira kamu sudah tahu bahwa reputasimu sudah baik, mereka hanya tidak ingin menunjukkannya. Atau, dia lupa karena terlalu banyak prestasi yang sudah kamu lakukan," ucap dia. 

Dalam kondisi semacam ini, Bates merekomendasikan agar kita meminta dia memberi umpan balik dan menjelaskan bagaimana kinerja kita. Senada dengan Bates, Tulgan juga mengatakan, karyawan memang seharusnya berinisiatif untuk meminta umpan balik pada pimpinannya. "Kamu harus selalu memastikan bahwa kamu mendapatkan ekspektasi yang jelas, dan kamu harus memantau kinerjamu setiap saat," ucap Tulgan. Setelah mendapatkan umpan balik dari kinerjamu, Tulgan menyarankan agar kita mempertahankan atau malah memingkatkan kinerja baik. 

4. Memberi lebih banyak tanggung jawab 
Atasan sering kali memberi kepercayaan lebih kepada mereka yang dianggap paling berbakat. Kita mungkin tidak akan mendapatkan lencana bintang emas, tapi kita akan bertanggung jawab atas proyek penting. Bahkan, kita juga bertanggung jawab atas kinerja rekan kerja lain. Ini merupakan bentuk kepercayaan yang baik.  

5. Menghargai lebih 
Ketika teman-teman kerja kita berjuang untuk memperbaiki kinerja, atasan kita malah meminta rekan kerja yang lain untuk menemui kita, demi mendapatkan contoh yang bagus "Jika atasanmu menyuruh orang lain menemuimu untuk mendapatkan panduan atau instruksi atau contoh kerja bagus, ini pertanda baik," kata Tulgan.  

6. Sering 'memeriksa' kehidupan 
Tulgan mencatat bahwa bos akan selalu berusaha untuk 'memeriksa' pekerja yang dia sukai. Dia akan bertanya tentang apa yang membuat kita bahagia, apakah kita berencana untuk pergi, dan bagaimana caranya agar perusahaan membuat kita betah. Ingat, bos itu tidak sedang menginterogasi. Dia hanya memikirkan bagaimana caranya agar kita betah bekerja di perusahaan yang dia pimpin. Itu bagus.  

7. Meminta untuk mengajari rekan kerja lain 
Jika atasan kita terus-menerus meminta untuk menjelaskan hal-hal seputar pekerjaan untuk pegawai baru, mungkin ini akan terasa seperti menambah tugas. Tapi, atasan kita mungkin juga sangat terkesan dengan kemampuan kita, sehingga dia menginginkan kita membagikan ilmu. Alih-alih melihat permintaan ini sebagai pekerjaan ekstra sibuk, gunakan ini sebagai kesempatan untuk mengasah kemampuan kepemimpinan dan menunjukkan keahlian di kantor.

Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Sumber

Artikel yang tidak boleh dilewatkan di bawah ini:

Nyalakan semangatmu !

Hai sahabat, bagaimana kabarnya? Semoga sehat dan baik selalu ya. Dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti ini memang sangat berpengaruh bagi ...